Bali Jadi Pasar Potensial Perdagangan Narkoba
DENPASAR, (PRLM).- Bali kini telah menjadi
pasar potensial bagi perdagangan gelap narkoba oleh para sindikat
narkoba internasional. Kondisi tersebut dibuktikan dengan tertangkapnya
anggota sindikat narkoba internasional yang mencoba menyelundupkan
narkoba ke Bali dalam jumlah besar.
Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Narkotika Provinsi Bali I Gusti
Ketut Budiartha pada keteranganya di Denpasar. Budiartha mengungkapkan
Bali menjadi pasar potensial perdagangan gelap narkoba oleh sindikat
narkoba internasional karena Bali merupakan daerah strategis dan cukup
dikenal di dunia sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia.
Menurut Budiartha, Bali tidak hanya menjadi pasar potensial
perdagangan gelap narkoba, tetapi juga beberapa anggota sindikat narkoba
internasional tinggal di Bali dan melakukan kejahatan pencucian uang
dari bisnis gelap narkoba “Pencucian uang dari uang hasil kejahatan
narkoba bisa untuk membeli property di Bali, bisa untuk berwisata dan
lain sebagainya,banyak lagi dampak yang ditimbulkan, ada yang diselidiki
kearah itu,” papar Budiartha.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi 4 DPRD Bali Ketut Karyasa Adnyana
menyatakan pemerintah provinsi Bali harus membuat langkah serius dalam
menanggulangi peredaran narkoba. Apalagi dalam menghadapi jaringan
narkoba lintas negara yang bekerja secara rapi.
“Kalau ini kan namanya jaringan internasional tentu memiliki
manajemen yang sangat bagus, pendanaan yang sangat bagus dan jaringan
yang sangat bagus, tentu ini tidak bisa pemerintah provinsi Bali sendiri
yang menangani, karena ini lintas negara, tentu negara terlibat juga,”
ungkap Adnyana.
Sementara, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan perlu adanya
deteksi yang lebih intensif untuk menangkal masuknya peredaran narkoba
dalam jumlah besar ke Bali yang dilakukan oleh para sindikat narkoba
internasional.
“Deteksi yang lebih intensif, untuk di bandara sudah berkali-kali
ditangkap dan sebagainya, untuk melawan sindikat harus tetapi itu tidak
gampang, yang paling manjur adalah jangan pakai narkoba, kalau pasarnya
sudah tidak ada dia akan mati sendiri, karena dia hidup dari pasar,”
ungkap Mangku Pastika.
Berdasarkan data Badan Narkotika Provinsi Bali secara rata-rata nilai
transaksi narkoba di Bali setiap tahunnya mencapai lebih dari Rp. 2
triliun. Dengan jenis narkoba yang paling banyak di konsumsi di Bali
yaitu jenis shabu-shabu. (voa/A-147)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar